Nama Adaptasi Diri berasal dari judul lagu salah satu Band lokal Tanjungpinang. Kemudian di adopsi, karena memiliki spirit yang sama agar kita saling bersilaturahmi satu sama lain dan beradaptasi di sebuah lingkungan yang sama. Pada minggu 30 Agustus 2020, terlaksanalah agenda pertama kali klub gambar mingguan Adaptasi Diri,  di sebuah Kedai Kopi, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Di acara tersebut banyak sekali hasil karya seni yang dipamerkan. Baik karya dari Tanjungpinang, maupun dari luar Tanjungpinang. Pengunjung pada malam itu sangat antusias untuk melihat hasil karya  dari para anggota klub gambar mingguan secara langsung.

Tidak hanya hasil karya saja yang dipertontonkan, ada juga tulisan-tulisan unik disamping karya mereka masing-masing, yang mengisyaratkan tentang apa yang terjadi dari hasil karya tersebut.

Saat memasuki pintu Cafe, di sisi kiri terdapat foto-foto dari mereka yang berkecimpung di klub gambar mingguan Adaptasi Diri. Selanjutnya, di sisi sebelah kanan terdapat lebih kurang ratusan lukisan terpajang di Cafe Fabrika Bar and Eatery. Ada juga patung-patung yang terpajang, dan masih banyak lagi karya-karya yang terdapat di dalam Cafe tersebut. Tentunya, semua memiliki nilai yang sangat berharga. Sambil melihat pameran dan berfoto dengan kamera atau handphone, Kita juga bisa ngopi asik dan menikmati makanan di Cafe tersebut.

Karya seni itu indah, sehingga terkadang sulit untuk kita ungkapkan dengan kata-kata. Sehingga lahirlah karya yang berupa coretan, goresan, serta pahatan dari empunya yang terkadang bisa di lakukan di mana saja. Sesuai dengan keinginan yang di mau akan mengalir begitu saja sesuai alurnya. Berkarya tanpa batas dengan sendirinya akan beradaptasi dengan keadaan sekitar. Yang pada akhirnya dapat menghasilkan ribuan karya, serta bisa dinikmati oleh khalayak ramai.


“Berkaryalah terus tanpa batas waktu dan beradaptasi diri dengan alam sekitar”.

NNS
14 replies
  1. Aisyah Dian
    Aisyah Dian says:

    Wah… Ternyata begini asal muasalnya Kota Riau ya kak, keren banget kebayang ramainya waktu itu ya dulu. Sekarang aja masih rame kan ya Riau ini, moga someday bisa berkunjung kesana

    Reply
  2. renov
    renov says:

    Menarik banget klub gambar Adaptasi Dirinya. Karya yang dipajang pun lebih mirip pameran lukisan. Semoga agenda mingguannya semakin beragam dan menghadirkan banyak lagi pengunjung ya.

    Reply
  3. Ipeh alena
    Ipeh alena says:

    Patut diapresiasi banget nih, soalnya pagelaran karya seni gini udah jarang banget. Apalagi mengangkat tema yang saat ini lagi dibutuhin ya. Adaptasi diri. Keren pokoknya, terutama hasil lukisannya

    Reply
  4. Elva s
    Elva s says:

    Pastinya pameran seni seperti ini (Riouw – Riuh) udah sepatutnya didukung penuh oleh pemerintah setempat.
    Supaya bisa dikenal oleh masyarakat luas serta pelancong yang berkunjung ke Kepulauan Riau

    Reply
  5. Deris Afriani
    Deris Afriani says:

    Karya seni itu indah. Sepakat sekali. Selain indah juga unik. Kalau kita mencoba memahaminya dari sudut pandang berbeda, ada makna yang kadang di luar penalaran biasa. Ah, pasti betah sekali berlama-lama di cafe seni ini. Menikmati kopi dan memahami karya-karya yang memanjakan mata dan imajinasi.

    Reply
  6. citra
    citra says:

    Kalau bicara seni dengan sista mah ga ada habisnya, kerjaan seni itu memang menarik ya sista, duh koq aku ketinggalan info seperti ini ya

    Reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *